Melepas Ketergantungan: Strategi Sekolah SMP Mempersiapkan Siswa Transisi ke Remaja

Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan periode krusial dalam siklus perkembangan psikologis remaja, ditandai dengan upaya signifikan untuk Melepas Ketergantungan dari figur otoritas utama, seperti orang tua dan guru, menuju kemandirian penuh. Proses Melepas Ketergantungan ini sangat penting agar siswa dapat mengembangkan inisiatif, mengambil keputusan yang bertanggung jawab, dan memiliki rasa kepemilikan atas proses belajarnya. Strategi sekolah harus dirancang secara sengaja untuk memfasilitasi transisi ini, memastikan siswa tidak hanya matang secara akademis, tetapi juga secara emosional dan sosial. Sebuah studi yang diterbitkan oleh Asosiasi Psikolog Klinis Indonesia pada Jumat, 8 November 2024, menunjukkan bahwa remaja yang berhasil Melepas Ketergantungan memiliki tingkat resiliensi (daya lentur) terhadap tekanan sebesar 35% lebih tinggi dibandingkan teman sebaya yang masih sangat bergantung.

Strategi utama sekolah dalam membantu siswa Melepas Ketergantungan adalah melalui pendelegasian tanggung jawab dan peningkatan otonomi belajar. Misalnya, di SMP Negeri 2 “Cipta Karya” di Kabupaten Sidoarjo, sekolah menerapkan sistem mentoring sebaya yang dikelola sepenuhnya oleh siswa kelas IX. Dalam sistem ini, mentor bertanggung jawab penuh untuk membantu siswa kelas VII yang baru beradaptasi, mulai dari mengatur jadwal hingga mencari solusi atas kesulitan belajar. Guru hanya bertindak sebagai fasilitator pasif. Koordinator Program Bimbingan dan Konseling, Ibu Anna Wijaya, M.Psi., menyatakan bahwa program ini efektif dalam menumbuhkan rasa percaya diri dan kemampuan problem-solving di antara siswa. Siswa belajar bahwa mereka memiliki kapasitas untuk menyelesaikan masalah tanpa selalu mencari intervensi orang dewasa.

Lebih lanjut, program kepemimpinan siswa juga menjadi alat efektif dalam upaya Melepas Ketergantungan. Di sekolah tersebut, Komite Kegiatan Siswa (KKS)—setara dengan OSIS—diberi anggaran dan wewenang penuh untuk menyelenggarakan acara tahunan, seperti Pentas Seni dan acara bakti sosial. Mereka bertanggung jawab mulai dari perencanaan logistik hingga pelaporan keuangan. Dalam konteks tanggung jawab sipil, hal ini bahkan diakui oleh pihak keamanan. Pada Sabtu, 14 Desember 2024, dalam pertemuan koordinasi KKS dengan Bhabinkamtibmas Desa Sukamaju, Aipda. Heru Setiawan, petugas tersebut memberikan briefing mengenai tata cara pengurusan izin keramaian dan pentingnya disiplin waktu yang diatur sendiri oleh siswa, menekankan bahwa kemandirian berarti juga kepatuhan pada aturan yang berlaku.

Oleh karena itu, peran sekolah SMP dalam memfasilitasi proses Melepas Ketergantungan sangatlah fundamental. Dengan memberikan kesempatan yang terkontrol bagi siswa untuk mengambil risiko, membuat keputusan, dan menghadapi konsekuensi dari pilihan mereka sendiri, sekolah tidak hanya mendidik akademisi, tetapi juga melatih individu yang mandiri, percaya diri, dan siap menghadapi tanggung jawab sebagai anggota masyarakat yang dewasa. Proses ini adalah investasi krusial dalam pembentukan identitas remaja yang kuat dan independen.