Minat baca merupakan salah satu indikator penting dalam kualitas pendidikan sebuah bangsa. Di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), tantangan untuk mempertahankan dan bahkan Meningkatkan Minat Baca siswa semakin besar karena adanya distraksi dari gawai, media sosial, dan kegiatan non-akademik lainnya. Padahal, minat baca yang kuat adalah fondasi utama bagi penguasaan literasi dan kesuksesan belajar di semua mata pelajaran. Sekolah memainkan peran sentral dalam mengatasi tantangan ini melalui perancangan dan implementasi program-program kreatif yang mampu mengubah persepsi siswa terhadap membaca, dari sebuah kewajiban menjadi sebuah kebutuhan dan kesenangan. Data dari Survei Kebiasaan Membaca Remaja yang dilakukan oleh Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan pada akhir tahun 2023 menunjukkan bahwa hanya 40% siswa SMP yang membaca buku non-pelajaran secara rutin (minimal satu buku per bulan), angka yang perlu ditingkatkan melalui intervensi program sekolah yang inovatif.
Salah satu program kreatif yang terbukti efektif adalah integrasi membaca ke dalam mata pelajaran non-bahasa. Guru tidak hanya menggunakan buku teks, tetapi juga artikel jurnal populer, novel sejarah, atau biografi ilmuwan yang relevan dengan materi yang diajarkan. Pendekatan ini menunjukkan kepada siswa bahwa membaca adalah alat untuk eksplorasi dan pemahaman, bukan hanya subjek akademik. Selain itu, mengubah tampilan dan fungsi perpustakaan sekolah menjadi “Pojok Literasi” yang nyaman dan modern juga dapat menarik perhatian siswa. Di SMP Harapan Bangsa, misalnya, setelah melakukan renovasi perpustakaan menjadi co-working space mini dengan koleksi buku fiksi dan non-fiksi yang up-to-date pada liburan semester genap tahun ajaran 2023/2024, kunjungan siswa dilaporkan meningkat hingga 60% oleh petugas perpustakaan, Bapak Rio Firmansyah, S.Hum. Ketersediaan buku yang beragam dan sesuai dengan minat remaja, seperti komik edukatif, light novel, atau buku self-improvement, sangat penting untuk memicu rasa ingin tahu mereka.
Strategi lain yang sangat berhasil untuk Meningkatkan Minat Baca adalah mengadakan kompetisi dan acara literasi yang bersifat menyenangkan dan kompetitif. Kegiatan seperti Book Review Competition, Storytelling Contest, atau Reading Marathon dengan hadiah yang menarik dapat memberikan motivasi eksternal. Penting juga untuk melibatkan tokoh inspiratif. Misalnya, mengundang seorang penulis muda atau content creator buku yang sedang populer untuk berbagi pengalaman dan tips membaca pada Hari Buku Nasional, 17 Mei. Keterlibatan tokoh publik sering kali membuat membaca terlihat “keren” di mata remaja. Menurut laporan Kepala Sekolah SMP Bunga Merah, Ibu Dr. Tania Dewi, M.Pd., setelah mengadakan “Festival Literasi Sekolah” pada hari Jumat, 10 Mei 2024, di mana semua kelas berpartisipasi dalam pameran buku dan diskusi, terjadi peningkatan signifikan dalam peminjaman buku fiksi dan referensi.
Untuk menjamin keberlanjutan, program Meningkatkan Minat Baca harus didukung oleh kebijakan sekolah yang konsisten. Kebijakan “Waktu Hening Membaca” yang wajib, di mana seluruh warga sekolah (termasuk guru dan staf) serentak membaca selama 10-15 menit sebelum jam pelajaran dimulai, menciptakan budaya yang kuat bahwa membaca adalah kegiatan kolektif yang dihargai. Guru juga dapat Meningkatkan Minat Baca siswa dengan memberikan contoh dan rekomendasi bacaan personal, membangun koneksi antara siswa dan buku yang tepat. Dengan kombinasi program yang kreatif, dukungan fasilitas yang memadai, dan konsistensi kebijakan, SMP dapat secara efektif menumbuhkan kecintaan membaca yang akan menjadi bekal tak terhingga bagi siswa dalam mengarungi kompleksitas kehidupan akademik maupun profesional mereka di masa depan.