Di permukaan daun tumbuhan, terdapat jutaan struktur mikroskopis yang disebut Stomata. Ini adalah pori-pori kecil yang berperan sebagai pintu gerbang utama bagi pertukaran gas antara tumbuhan dan atmosfer. Tanpa stomata, fotosintesis, proses vital yang mengubah karbon dioksida (CO2) menjadi makanan, tidak akan dapat berlangsung secara efisien. Kunci keberlangsungan hidup tumbuhan ada pada mereka.
Fungsi utama Stomata adalah memungkinkan masuknya CO2 dari udara ke dalam daun, di mana gas ini akan digunakan dalam reaksi fotosintesis. Pada saat yang sama, stomata juga memfasilitasi pelepasan oksigen, produk sampingan fotosintesis, kembali ke atmosfer. Pertukaran gas ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan udara di planet kita.
Setiap stomata diapit oleh dua sel penjaga (guard cells) yang berbentuk seperti kacang. Sel-sel penjaga ini bertanggung jawab untuk membuka dan menutup pori stomata, mengontrol laju pertukaran gas. Pembukaan dan penutupan Stomata diatur oleh berbagai faktor lingkungan, seperti intensitas cahaya, ketersediaan air, dan konsentrasi CO2 di dalam daun.
Pada umumnya, Stomata akan terbuka di siang hari ketika ada cahaya yang cukup untuk fotosintesis, memungkinkan penyerapan CO2. Sebaliknya, pada malam hari atau saat kekurangan air, stomata akan menutup untuk mengurangi kehilangan air melalui transpirasi. Ini adalah mekanisme adaptasi cerdas untuk menjaga homeostasis air dalam tumbuhan.
Selain pertukaran CO2 dan O2, juga berperan dalam transpirasi, yaitu proses pelepasan uap air dari daun ke atmosfer. Transpirasi membantu mendinginkan tumbuhan dan menarik air serta nutrisi dari akar ke seluruh bagian tumbuhan. Jadi, peran tidak hanya pada fotosintesis, tetapi juga pada manajemen air.
Kepadatan dan distribusi bervariasi pada setiap jenis tumbuhan, tergantung pada habitat dan adaptasinya. Tumbuhan yang hidup di lingkungan kering, misalnya, cenderung memiliki yang lebih sedikit atau terletak di cekungan untuk mengurangi kehilangan air. Ini menunjukkan keanekaragaman strategi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan.
Perubahan iklim global, khususnya peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer, dapat memengaruhi perilaku. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tumbuhan mungkin mengurangi pembukaan mereka dalam respons terhadap CO2 yang lebih tinggi, yang bisa berdampak pada laju fotosintesis dan transpirasi secara keseluruhan.